Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon
yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai
rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang
penting sejak masa Romawi.
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon
jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk
lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena
mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah
membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah
menghasilkan satu biji berwarna coklat.
Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging
buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli,Daging buah pala
dinamakan myristicae fructus cortex.
Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah
dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu.
Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji
digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai
pala.
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai
sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman
penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau
sabun.
Sedangkan daging buah pala biasa dijadikan manisan, bisa
berupa manisan basah atau pula manisan kering yang bisa dijumpai di supermarket
dan toko oleh-oleh di daerah tertentu di Indonesia.
Beberapa masakan yang menggunakan Pala sebagai bumbu
dasarnya antara lain: Sayur Sop, Ayam bakar madu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar